Rabu, 19 Mei 2010

MASUK KE DALAM BENTENG ALLAH

MENYELAMATKAN DIRI DARI BAHAYA SETAN KHONNAAS

Siapa Khonnaas Itu?

Setan khonnaas yang disebut dalam surat An-Naas bukanlah hantu, bukan pula kuntilanak. Tetapi disebutkan minnal jinnati wan naas, artinya setan khonnaas itu adalah jin dan manusia yang menebar kejahatan.

Apa Peranan Khonnaas?

Khonnaas berperan sebagai pendikte atau perekayasa atau pembisik, termasuk marcus. Dalam surat An-Naas dijelaskan bahwa setan khonnaas itu yuwas wisu fii suduurin naas, menebar isu kejahatan dan fitnah, memutarbalikkan fakta lewat media elektronik maupun cetak, di barat maupun di timur, yang salah dibenarkan dan yang benar disalahkan, mempengaruhi pikiran dan perasaan manusia. Menjebloskan yang tidak bersalah (fitnah) atau kesalahannya kecil dibesar-besarkan, menghasut, merekayasa kebohongan, mendzolimkan orang, menjatuhkan mental, mengkafirkan orang beriman dan lain-lain.

Bagaimana Sikap Kita Terhadap Setan Khonnaas?

Tidak ada manusia yang dapat menolong kita dari kejahatan setan khonnas. Karena, sebagian orang di legislatif, eksekutif maupun yudikatif bersimpati kepada khonnaas-khonnaas itu? Oleh karena itu, Allah SWT menyarankan agar kita berlindung dalam benteng Allah sambil membaca surat An-Naas dan Al-Falaq. Masuklah ke dalam benteng Allah seperti anak ayam masuk ke dalam sayap induknya.
Wahai saudaraku! Mari kita semua berlindung kepada Allah SWT dari kejahatan khonnaas-khonnaas sambil membaca surat An-Naas dan Al-Falaq.
Bagi saudara-saudaraku yang pernah menjadi korban atau yang belum dimangsa setan-setan khonnaas, bacalah surat Al-Fiil, sambil berharap agar para penjahat penguras kekayaan RI tercinta ini dapat terkena bias batu sijjiil. Biarlah Allah SWT yang menghukum mereka bila di dunia ini tidak ada yang mampu mengadili mereka. Bila ada beberapa juta manusia membaca surat Al-Fiil, yakinlah bahwa penjahat yang membuat rakyat banyak menjadi miskin dan menderita, pasti akan mendapat hukuman demi keadilan Allah.

1 komentar:

Dr HABIB ALI ZAENAL AL HADY RI mengatakan...

by: zen muhammad al hadi

Posting Komentar